Kabar Ambon

MOLUKEN, Ambon: Langka Bupati Seram Bagian Barat (SBB), Yacobus F. Puttilehalat, S,Sos, MM, dalam memperjuangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di SBB patut diberikan jempol. Pasalnya kehadiran KEK itu akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian di SBB dan Maluku secara umum.

Kepiawaian Bupati SBB dalam melakukan lobi nasional maupun internasional memang tidak lagi diragukan. Hal ini terbukti dengan melobi pemerintah pusat terkait proyek KEK ini. Bahkan Bupati SBB, Puttilehalat, juga mampu meyakinkan para investor di sejumlah negara untuk berinvestasi dalam proyek mercusuar di SBB ini.

Menurut Kepala Bidang Pembangunan Wilayah dan Hubungan Kerjasama Pembangunan Bappeda Provisni Maluku, Dr. Djalaludin Salampessy, mengatakan, pemerintah pusat sangat mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) ini. Selain sejalan dengan tujuan MP3EI, KEK SBB akan juga terkoneksi dengan jaringan raksasa ekonomi global, Asia Pasific.

"KEK SBB sangat mendukung MP3EI dimana pemerintah pusat maupun derah memiliki perhatian khusus," ujar Salampessy.

Dijelaskan, secara global KEK tersebut diharapkan mendukung perekonomian Asia Pasifik. Dimana, reksasa ekonomi Asia berada seperti Jepang, China, Korea dan Hongkong. Dan posisi geografis Maluku dari Aspek ekonomi mendukung hal itu. Yakni berada di alur pelayaran ALKI III, dari Asia ke selatan dan barat belahan bumi dan sebaliknya.

Dari sudut perekonomian domestic pun, KEK akan mendukung Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Seram yang lama disiapkan secara nasional. Untuk memanfaatkan sumberdaya alam di tiga kabupaten, yaitu Maluku Tenggah, SBB dan Seram Bagian Timur.

Terkait hal itu, 18 kriteria KEK kini dalam proses penyelesaian sebelum diajukan ke Kooordinator Menteri Perekonomian RI. Diakui salah satu kriteria masih ditunggu yakni, pembentukan konsorsium.

China dan Polandia sesuai kesepaakatan yang telah dibuat akan memotori pembentukanya. Konsersium ini merupakan gabungan beberapa perusahan besar, terutama untuk mengelola hasil tambang (nikel), pertanian, perkebunan dan perikanan itu dikawasan cepat tumbuh ini.

Soal KEK SBB, Salampessy menyebutkan, dikawasan itu para investor tinggal datang beraktivitas. Karena baik sumber energi, infrastruktur, birokrasi maupun admistrasinya telah disiapkan.

Tapi butuh waktu dan sumber daya, baik financial atau SDM untuk disiapkan. Diakui pemkab SBB telah menyiapkan dua dari pertiga dari, 18 kriteria yang diminta pemerintah pusat sebagai prasyarat. "Jadi konsorsium ini betul-betul ready, Pemkab SBB sudah jalan," tandasanya soal kawasan di atas area seluas 500 ribu hektar itu. (Qin/ae)

Yang Menarik: