Way Ela Meluber

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Friday, 26 July 2013

Ratusan Rumah Rata Tanah

Ambon - Dam Way Ela yang terletak di Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, akhirnya meluap juga, meski tidak sampai jebol. Ratusan rumah warga rata tanah, tersapu derasnya luapan air dam alamiah itu.

Kini tak ada lagi penghalang pandang di Desa Negeri Lima. Rumah separuh warga desa yang dihuni ratusan kepala keluarga, hilang tersapu banjir.

Selain menghanyutkan 470 rumah warga, terjangan air bah dari bendungan Wai Ela juga menghanyutkan empat gedung sekolah di Desa Negeri Lima. Keempatnya adalah sebuah gedung sekolah SMA, dua gedung SD dan satu gedung TK.Saat bendungan jebol keempat sekolah itu ikut dibawa air bah ke laut. "Sekolah tersebut berlokasi tidak jauh dari aliran sungai," kata salah satu warga di lokasi kejadian.

Pantauan Siwalima di lokasi bencana, tidak semua rumah warga Negeri Lima hancur dan hanyut terbawa air bah. Air bah hanya menyapu rumah warga yang berada di lokasi tidak jauh dari aliran sungai tersebut, sehingga bekas pemukiman warga tersebut tampak seperti lapangan yang luas.

Satu orang dinyatakan tewas dan 32 orang luka-luka. Hingga berita ini diturunkan kerugian materil dari peristiwa alam itu belum dapat ditaksir pihak terkait.

Informasi yang dihimpun Siwa­lima dari berbagai sumber di tem­pat kejadian perkara menye­butkan, meluapnya bendungan yang terjadi secara alamiah itu tidak terjadi sekaligus.

Way Ela sempat memberikan tanda. Ini juga sebagai isyarat agar warga di sekitarnya dapat menyelamatkan diri. Sejak Rabu (24/7) malam, tanda-tanda akan meluap sudah nampak.

Permukaan tanda masuk air (TMA) sejak hujan mengguyur Pulau Ambon Rabu (24/7), terus meningkat, bahkan sudah mele­wati ambang batas alias titik awas. Namun demikian pihak terkait masih menganggapnya aman.

Warga setempat juga sudah mulai mengungsi karena panik. Way Ela baru menunjukan kega­nasannya dan meluap Kamis (25/7), sekitar pukul 09.30 WIT, dimana mercu spillway kolaps alias penuh dan meluber hingga mencari jalan keluar.

Alhasil natural dam Way Ela yang meluncur dari ketinggian itu menyapu bersih sebanyak 470 unit rumah warga. Yang tertinggal saat ini hanya puing-puing rumah warga yang menjadi saksi bisu keganasan Way Ela.

Sekretaris Badan Penang­gu­langan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Kifly Wakano melalui telepon selulernya men­jelaskan, beruntung Natural Way Ela yang meluncur dari ketinggian sempat terbagi dua.

Sebagian mengalir dan tumpah menuju salah satu sungai di Desa Ureng, dan sebagian lagi tumpah menuju Desa Seith. Sehi­ngga yang tersisa menuju arah Negeri Lima dan menyapu bersih rumah-rumah warga di sana.

Wakano mengatakan, kegana­san Way Ela baru nampak setelah pada pukul 12.00 WIT, dimana tanpa pandang bulu, air yang turun membawa material Way Ela itu beringas dan masuk ke pemukiman warga Negeri Lima.

Ia juga membenarkan satu orang tewas dalam peristiwa alam tersebut. Sementara itu, dari informasi di TKP, debit air cukup besar akibat curah hujan yang sangat tinggi. Jika biasanya kenaikan debit air per hari 20 sampai dengan 30 cm,  tapi sejak Rabu sampai Kamis (24/7), setiap jam debit air naik 10 cm. Kenaikan ini bahkan lebih dan melewati spillway. Itu artinya, Way Ela tidak jebol. "Kalau jebol, maka sesuai RTD, banyak yang terkena dampak, namun spillway masih mampu menahan dan mele­mahkan energi air sehingga dampaknya juga agak kecil," ujar dia.

Debit air yang masuk ke spillway kemarin, itu di luar dugaan dan sangat besar sekali, akibat curah hujan yang sangat tinggi, sehingga spillway darurat atau emergency spillway tidak mampu menahan jumlah debit air yang juga berasal dari air-air terjun dari gunung maupun dari debit sungai itu sendiri.

Untuk diketahui, lanjut dia, debit air naik sangat cepat lantaran spillway yang dibuat di tanah be­kas longsoran tidak mampu menahan kekuatan air yang sangat kuat. Sehingga perlahan-lahan mengikis dan menjatuhkan spillway tersebut. "Setiap ben­cana datang tidak pernah ada yang mengetahuinya," imbuh dia.

Way Ela terbentuk secara alami petengahan tahun 2012 lalu akibat longsor tebing yang menu­tup alur sungai di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu. Pan­jang ben­dungan 1.100 meter, lebar 300 meter, dan kedalaman 35 m. Volume bendungan kurang lebih 19,8 juta meter kubik atau hampir 20 kali lipat daripada volume air Situ Gintung di Ciputat.(S-32)

Berita Terkait

Siwalima 01 Jan, 1970


-
Source: http://www.siwalimanews.com/post/way_ela_meluber
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar: