PD II Fisip Unpatti Anarkis dan Terkesan Tutupi Dugaan Penyelewengan 100 Juta
No Simatauw, Pembantu Dekan II Fakultas Sosial Politik Universitas Pattimura Ambon, pekan kemarin, melakukan tindakan terpuji terhadap beberapa wartawan yang melakukan konfirmasi terkait dugaan penyelewengan dana APBN sebesar Rp 100 Juta yang diperuntukan bagi dana sosiologi pada Fakultas tersebut.
Sikap tak terpuji pembantu Dekan II Fisip ditunjukan saat wartawan hendak mengkonfirmasi dugaan penyelewengan Dana APBN senilai 100 Juta Rupiah yang diperuntukan bagi akitifitas dan keburtuhan jurusan sosiologi sesuai dengan proposal yang disampaikan berupa penguatan kapasitas pemerintahan desa namun dalam kenyataannya dana tersebut oleh dekan Fisip dialihkan untuk kegiatan politik berupa debat kandidat pada kantor Rektorat Unpatty pada perhelatan besar provinsi Maluku beberapa waktu lalu yakni Pilkada Gubernur Maluku.
Saat dikonfirmasi Simatauw sempat mempertanyakan nama sumber informasi dugaan penyelewangan yang ditanggapi dingin oleh wartawaan yang hendak mengkonfirmasi dengan tidak menyebutkan sumber informasi dugaan ini.
.
Merasa tidak dilayani permintaannya, Simatauw kemudian panik dan menghalangi wartawan untuk tidak bertemu dengan Dekan bahkan mengusir wartawan dari ruangannya sebagai pembantu dekan II Fisip Unpatty sambil berteriak bahwa ruangan kantor yang ditempati merupakan rumahnya dan berhak mengusir wartawan untuk keluar dari ruangannya.
Karena tidak dilayani oleh Wartawan, Simatauw memanggil salah satu security untuk memaksa wartawan meninggalkan ruangannya, oleh karena itu ketegangan semakin memuncak maka wartawan meninggalkan ruangannya menuju ruangan Dekan.
Namun lagi-lagi Simatauw menghalangi bahkan berdiri didepan pintu ruangan dekan sambil berteriak memanggil security untuk menghalau wartawan untuk memasuki ruangan dekan, bahkan Dosen senior yang terkesan tidak mengetahui etika dan sopan santun semakin keras berteriak dan mengusir wartawan seraya mengancam untuk harus meninggalkan Fakulltas Fisip Unpatti.
Sikap tidak mengenal sopan santun bahkan terkesan arogan yang ditunjukan oleh Pembantu dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini, patut disayangkan karena selain dirinya adalah seorang dosen senior, dia juga merupakan seorang pejabat public yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada masyarakat atau public.
Kredibilitas dan kualitas daripada seorang yang menjadi pembantu dekan pada sebuah fakultas ternama di Universitas terbesar di Maluku ini patut dipertanyakan, bahkan kepanikan sang pembantu Dekan sehingga berteriak-teriak seperti penjual sayur di pasar dalam menghadapi konfirmasi dari wartawan.
Sementara itu informasi yang dihimpun oleh media ini menyebutkan bahwa ada penyalahgunaan uang 100 juta yang berasal dari APBN diperuntukan bagi aktifitas jurusan sosiologi tetapi inisiatif dari dekan mengambil uang itu untuk pelaksanaan debat kandidat.
Sumber yang enggan namanya dikorankan mengatakan bahwa seharusnya penggunaan uang itu menjadi kewenangan pembantu dekan II namun, dekan Fisip mengambil alih dan mengurusnya sendiri tanpa melibatkan sang pembantu dekan II.
Sayangnya karena arogansi pembantu dekan II yang terkesan ketakutan karena"kolusi dengan dekannya akan terungkap bahkan ketakutan karena jabatannya akan berakhir maka dirinya menghalang-halangi wartawan untuk bertemu dengan Dekan Fisip. (tribunmaluku)

admin 22 Jul, 2013
-
Source: http://balagu.com/?p=641
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com