Antisipasi Way Ela
Posted by Admin at 02.28 | Categorized as
Thursday, 25 July 2013
Ratusan Warga Mengungsi
Ambon - Ketakutan masyarakat terhadap kondisi Dam Way Ela menyusul intensitas hujan yang terus mengguyur Pulau Ambon mulai terasa. Ini setelah debit air di bendungan yang terjadi secara alamia itu perlahan namun pasti mulai menunjukan ancaman bagi masyarakat di sekitarnya.
Permukaan tanda masuk air (TMA) sejak hujan yang mengguyur Pulau Ambon Rabu (24/7), terus meningkat bahkan sudah melewati ambang batas alias titik awas, namun demikian pihak terkait masih menganggap aman.
Alhasil warga panik dan memilih mengungsi. Eful Mahulau, salah satu warga Negeri Lima kepada Siwalima semalam melalui telepon selulernya mengakui, kalau debit air Way Ela meningkat seiring hujan yang terus mengguyur kawasan itu.
Jika sebelumnya petugas di Negeri Lima menjelaskan status dam alam itu berdasarkan ketinggian air dengan jumlah tertentu, maka kemarin, akibat debit air yang sudah melewati batas yang sudah ditentukan membuat masyarakat panik dan ketakutan.
Ketakutan mulai memuncak, lantaran permukaan air mulai "bermain" di pintu masuk dan keluar bendungan tersebut. Sebagian anak-anak dan kaum perempuan memilih mengungsi ke negeri tetangga karena takut menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Iya masyarakat selama ini tidak pernah melihat kondisi Way Ela seperti itu, sehingga ketika hujan seharian kemarin (Rabu-red), debit air mulai "bermain" di pintu masuk dan keluar bahkan sudah melewati garis awas. Mereka takut dan memilih mengungsi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Mahulau.
Komandan Satgas Tanggap Darurat Bencana dan Pasca Bencana Natural Dam Way Ela, Kolonel Inf Asep Kurnaedi melalui telepon selulernya semalam mengakui hal tersebut.
Namun demikian, menurut Danrem 151/Binaiya ini, meskipun Way Ela debit airnya terus meningkat, kondisinya masih dikategorikan aman. Pasalnya kata Kurnaedi, saat ini Way Ela terbantu dengan sembilan unit pompa air yang terus bekerja 1x 24 jam.
"Memang kalau kondisi Way Ela itu belum ada pompa mungkin kita harus waspada, tapi sekarang sudah terbantu dengan pompa-pompa air itu, sehingga saya nyatakan kondisinya aman," jelasnya.
Tertkait dengan sikap warga Negeri Lima yang sudah mulai mengungsi, Kurnaedi mengatakan, itu hak masyarakat setempat. Sebab kesadaran masyarakat akan bencana sudah membaik.
"Ya kita tidak boleh melarang, mereka sudah mulai sadar, artinya mereka antisipasi. Tapi sekali lagi saya katakan kondisi Way Ela masih aman. Kalau mengungsi, harus saya yang komando barulah masyarakat setempat mengungsi. Tapi kalau ada yang sudah mulai mengungsi, ya itu hak mereka," pungkasnya.
Sementara Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Kifli Wakano yang dihubungi semalam melalui telepon selulernya tidak berhasil. Siwalima yang mencoba mengirim pesan singkat guna mengkonfirmasi keberadaan Way Ela pun tidak dijawab meski ponselnya aktif.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Maluku juga telah mengambil langkah antisipatif untuk mencegah bobolnya Natural Dam Way Ela. Langkah antisipatif tersebut dilakukan guna menghindarkan berbagai hal yang tidak diinginkan terjadi pada masyarakat yang ada di desa Negeri Lima dan sekitarnya.
"Saya sudah dengar status Way Ela yang tadinya siaga kini telah masuk pada posisi awas. Kalau mengenai antipasinya, kami Pemerintah Provinsi Maluku sudah mengambil langkah antisipatif ," ungkap Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu kepada Siwalima, disela-sela peringatan HUT Koperasi Indonesia ke-66, di Lapangan Merdeka, Ambon, Kamis (18/7).
Debit air Dam Way Ela terus menunjukan peningkatan. Jika sebelumnya di musim penghujan ini statusnya terus meningkat hingga berada pada titik waspada, maka terhitung sejak Selasa (16/7), bendungan yang terjadi secara alamia itu statusnya naik yakni berada pada titik awas. (S-32)

Siwalima 01 Jan, 1970
-
Source: http://www.siwalimanews.com/post/antisipasi_way_ela
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com