Ratusan Rumah Terendam, Sekolah Diliburkan – Longsor & Banjir di Passo

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Hujan deras masih terus mengguyur Kota Ambon sejak Rabu hingga Kamis (25/7). Sekitar pukul 05.00 WIT, derasnya hujan tidak dapat dibendung, alhasil ratusan rumah terendam di sejumlah tempat di Kota Ambon.

Seperti di Desa Passo, ratusan rumah terendam banjir setinggi kurang lebih satu meter. Nampak juga jalur jalan di depan Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Passo menuju Jalan Trem atau tepatnya di samping Pasar Passo terendam lebih dari satu meter.

Sala satu warga yang tinggal di RT 24 Desa Passo, J Tuatanase kepada Siwalima, Kamis (25/7) mengaku, hujan yang turun sekitar pukul 05.00 WIT, (kemarin pagi), menyebabkan rumah mereka kema­sukan air kurang lebih setinggih satu meter.

"Hujan turun pagi tadi (kemarin Red) sangat deras sekali, air masuk sampai didalam rumah, terpaksa kita keluarkan air pakai alcon," jelas Tanase

Dikatakan, bukan saja rumahnya yang kemasukan air, tetapi seluruh warga di sekitarnya juga terendam banjir. "Semua rumah disini teren­dam air, masuk sampai didalam rumah. Disini memang bila hujan deras terendam air masuk sampai dalam rumah," katanya.

Pantauan Siwalima, Jalan Transit Passo juga nyaris putus karena pengikisan oleh air. Terdapat bebe­rapa titik di jalan tersebut menjadi rusak. Sementara itu, jalan masuk menuju Puskesmas Passo, juga tergenang air setinggi betis orang dewasa. Karena  rumah-rumah warga masih terlihat air, kondisi ini pun dimanfaatkan oleh anak-anak kecil bermain-main di air yang tergenang di depan rumah mereka.

Tidak hanya pemukiman warga yang terendam, tapi fasilitas umum seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Ambon yang berada di Desa Rumahtiga terpaksa dili­burkan akibat turut menjadi imbas.

Sala seorang pegawai SMPN 7 Ambon, Ellen Tomasoa kepada Siwalima mengatakan, hujan yang turun sejak pagi menyebabkan seluruh halaman sekolah tergenang dengan air hingga masuk sampai ke dalam seluruh ruang kelas. "Siswa yang datang, kami lang­sung suruh pulang, karena air masuk sampai ke dalam kelas," kata Tomasoa.

Ia mengungkapkan, air yang tergenang setinggi betis orang dewasa. Akibatnya, ada siswa yang datang ke sekolah tetapi jatuh didalam air dan dipulangkan.

"Saya diperintahkan, kalau ada siswa yang masuk sekolah, disuruh pulang saja, karena memang tidak bisa belajar," ujar Tomasoa.

Banjir juga merendam pemukiman warga di Desa Batu Merah Keca­matan Sirimau Kota Ambon. Warga yang bermukim di bantaran sungai tidak dapat membendung derasnya luapan arus sungai, akibatnya rumah-rumah warga ikut terendam.

Ketinggian air di kawasan ini setinggi betis orang dewasa. Namun demikian, warga sekitar meng­anggap hal biasa lantaran setiap musim penghujan tiba kawasan tersebut menjadi langganan banjir.

Begitupun dengan di depan Kan­tor Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) menuju Kapaha yang terletak di kawasan Tantui Kecamatan Sirimau juga tergenang air setinggi betis orang dewasa, ini diakibatkan karena pada kawasan tersebut sejumlah selokan sudah tersumbat sehingga menyebabkan air terge­nang pada ruas jalan tersebut.

Salah satu warga Kapaha Usman Tuna kepada Siwalima mengatakan, kawasan ini selalu saja menjadi langganan tergenangnya air, sebab selokan di sana tidak bisa menam­pung  derasnya air hujan.

"Karena hujan begitu besar pada beberapa hari ini maka sejumlah selokan tidak bisa menampung dan juga terdapat selokan yang sudah tersumbat, sehingga kami sebagai warga sangat mengharapkan agar adanya perhatian dari Pemerintah Kota Ambon untuk segera melihat hal ini. Karena kalau tidak ditangani secepatnya maka kondisi hujan yang tidak menentu ini bisa saja terjadi rumah warga yang ambruk," harap Usman. (S5)

admin 26 Jul, 2013


-
Source: http://balagu.com/?p=660
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar: